1. Celit = pelit
Perkara beda huruf di awal. Medan memang selalu menyebut orang yang pelit sebagai celit. Namun istilah ini mulai jarang dijumpai di Medan wilayah perkotaan, namun untuk Medan pinggiran istilah ini masih banyak digunakan.
Coki : “Cok, bagilah bombon kau itu. Kok kek enak kali ku liat lah”
Ucok : “ah, gak mau aku bagi-bagi sama mu, aku aja kurang”
Coki : “Celit kali kau, bagi sikit aja pun”
Selama ini orang menilai Suku Batak identik dengan bersuara besar dan sikap blak-blak-kannya. Dan itu sering disalah-pahami melalui media film yang memuat salah satu karakternya bersuku Batak dan mendeskripsikannya dengan logat yang “kebatak-batakkan” padahal jatuhnya berlebihan.
2. Kreak = belagu
Orang Medan memang terkenal dengan sifat kerasnya. Tapi sebenarnya itu hanyalah ciri khas dari Medan itu sendiri karena Medan didominasi oleh Suku Batak dan Melayu, di mana Batak memiliki sifat keras dan bervokal suara besar.
Tak jarang sesama orang Medan sering membully satu sama lain dengan bahasa yang kasar. Nah biasanya, di Medan untuk menyebut orang-orang yang belagu, digunakanlah kata ‘kreak’. Kurang paham? Coba saja gunakan kata ini kalau jumpa orang dari Medan di daerahmu, pasti dia akan tersenyum dan paham maksudnya.
Ucok : “Hoi, anak sapa kau, kreak kali ku tengok, kencang-kencang bawa kreta”
Coki : “Anak mamakku lah coy, buru-buru ini. Udah ya” (sambil lanjut pergi)
3. Congok = Rakus
Kalau menjumpai orang yang banyak makan, maka orang Medan akan menyebut orang tersebut dengan kata ‘congok’.
Coki : “Congok kali kau makan ya, sampek makanan jatah aku pun kau makan. Belom makan aku bengak!”
Ucok : “eh belom makan kau ki? Ih minta maaf kali lah aku ya, lapar kali aku tadi”
4. Kedan = teman akrab
Untuk kata ‘kedan’ ini bersifat sangat akrab dan paham satu sama lain. Jadi kalau ada yang saling mencaci dan membully temannya sendiri namun tetap akrab dan sudah seperti saudara maka itu bisa dikatakan ‘kedan’.
Coki : “Kita kan kedan, pinjamlah duitmu seribu, mau jajan aku”
Ucok : “GAK ADA!!”
Jika Kamu menginginkan seorang wanita dari suku batak menjadi pasangan hidupmu, ada beberapa hal yang harus Kamu perhatikan.
5. Mentel = bergaya
Kalau di Jawa sedang tren cabe-cabean, nah di Medan sendiri hanya ada istilah ‘anak mentel’. Sifat dari cabe-cabean itulah yang dikatakan ‘mentel’.
“Mentel-mentel kali ku tengok anak SD sekarang ya, udah pande pake gincu semua, sepatu pun tinggi-tinggi hak nya, maen kali lah sekarang”
6. Pajak = pasar
Jangan terkejut kalau orang Medan menyebut pasar tradisional dengan kata ‘pajak’.
Mamak : “Cok, belikan dulu mamak ayam sekilo di pajak sukarame ya”
Ucok : “Alah mamak, jauh kali, nanti lah dulu, masih maen pilem dragon bol ini.”
Mamak : “Kau mau pigi sekarang atau gak makan kau nanti ku buat?”
7. Pasar = jalan raya
Sedangkan kata ‘pasar’ sendiri berarti jalan raya. Bingung? Udah jangan dibuat bingung, dihapal aja kata-katanya hahaha
Mamak : “Jangan maen-maen kelen di pasar, ketabrak truk itu nanti kelen”
Ucok : “Ih mamak doain yang gak enak, pinggirlah kita yok ki”
Coki : “Iya cok, seram aku”
8. Cak = coba
Bukan tari kecak yang ada di Bali ya, tapi orang Medan memang sering menyingkat kata coba menjadi cak.
“Eh apa itu yang di tanganmu? Cak liat lah?!”
Tradisi memakan orang memang sudah lama hilang seiring dengan masuknya kepercayaan di Tano Batak, namun kita bisa melihat sisa peninggalannya.
Komentar
Posting Komentar