1. Unang Haloson (Jangan Malas)
Ternyata kesuksesan banyak orang Batak tidak lepas dari anjuran-anjuran yang diberikan oleh ompu-ompu na jolo (nenek moyang) agar tidak malas atau unang haloson. Makanya mamak-mamak kita suka cerewet kali, menyuruh mengerjakan pekerjaan rumah, entah itu nyuci piring, nyuci baju, nyapu rumah, dan sebagainya. Bukan cuma pekerjaan rumah, mamak-mamak kita tak kalah cerewet kalau anaknya tidak rajin di sekolah dan pekerjaan. Tapi jangan kalian benci mamak-mamak kita karena cerewet ya maksud mamak-mamak kita biar anak-anaknya tidak menjadi orang malas, dan biar sukses. Kelak kau akan mengerti cerewet mamakmu akan ada gunanya untuk kau... :)
2. Unang Haotoon (Jangan Bodoh)
Lagu ‘Anakhon Hi Do Hamoraon Di Au’ (Anakku itulah kekayaan bagiku) karya mendiang Nahum Situmorang ternyata bukan sekadar hafalan belaka bagi orangtua Batak. Tetapi juga doa yang diamini dan memiliki makna yang betiu luasa dan penting bago orang batak.
Itu makanya bapak-mamak kita tidak ragu menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya, sekalipun harus menjual rumah ataupun ngutang, tetap pun disekolahkan agar anaknya lebih sukses dari bapak-mamaknya.
Semua itu dilakukan orangtua Batak agar anak-anaknya nanti tidak bodoh atau unang haotoon. Dengan modal pendidikan, para orangtua berharap kelak anak-anaknya mendapatkan hidup yang lebih baik dari mereka.
3. Unang Haisapon (Jangan Rakus)
Masih saja kita baca berita soal halak hita yang ditangkap karena kasus korupsi, kendati hidup mereka sudah terbilang sukses.
Kalau dipikir-pikir kenapa banyak dari mereka yang pintar dan sekolahnya tinggi-tinggi, tapi tetap saja serakah dan korup?
Untuk menghindari keserakahan, orang Batak punya larangan: unang haisapon. Anjuran ini berguna menjaga orang Batak agar senantiasa tidak mengambil yang bukan haknya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi janganlakita ngambil apa yang bukan punya kita, tetap syukuri lah apa yang gak kita punya dalam kehidupan tetaplah bersyukur.
4. Unang Hatakangon (Jangan Nakal)
Sebagian besar orang pasti pernah menjadi nakal semasa kecilnya. Tapi itu lumrah karena ketidaktahuan. Tidak tahu perasaan orang lain, dan tidak tahu risiko kenakalan sendiri.
Nah, kenakalan menjadi tidak lumrah kalau terjadi sewaktu sudah beranjak dewasa atau naposo. Oleh karena itu, orang Batak diharapkan untuk tidak nakal atau unang hatakangon dengan orang-orang di sekitarnya. Jadi jadilah halak hita yang baik didepan orang-orang.
Jadi ingat, jangan nakali sesamamu kalau ingin sukses ya...! :D
5. Unang Hahojoron (Jangan Gegabah)
Ketika sudah beranjak dewasa, sewajarnya orang Batak tahu soal risiko atas tindakan atau omongannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain.
Kita pasti sering mendengar ujaran-ujaran seperti 'berpikir dahulu sebelum bertindak' atau 'pikir dulu sebelum ngomong'. Itu makanya orang Batak, apalagi yang sudah sekolah tinggi-tinggi, harusnya tidak gegabah atau unang hahojoron dalam kesehariannya.
Maksudnya biar kalian tidak sembarangan ngomong atau bertindak tanpa dipikirkan matang-matang terlebih dahulu...
6. Unang Hatuiton (Jangan Manja)
Bukan tanpa sebab mamak-bapak kita meminta tidak malas dan sekolah setinggi-tingginya. Asal kalian tahu, itu semua dilakukan agar kalian jangan manja atau unang hatuiton dalam hidup nantinya.
Makanya jangan heran kalau sering sekali kita mendengar sanjungan orang lain yang mengatakan betapa keras (bukan kasar) dan gigihnya orang Batak dalam sekolah ataupun bekerja.
7. Unang Hatihalon (Jangan Euforia Berlebihan)
Siapa sih yang tidak mau sukses? Siapa juga yang menolak dapat IPK tinggi dan tamat tepat waktu? Siapa sih yang menolak dapat pacar yang rupawan. Eh...
Ngaku aja deh, kita semua orang pengen sukses, apalagi anak muda Batak. Tapi ingat ya, capaian kesuksesan itu juga harus dibarengi sikap rendah hati. Bagi orang Batak yang sudah sukses selalu diharapkan agar jangan bereuforia secara berlebihan atau unang hatihalon.
Jadi kalau pun orang Batak berprestasi di bidang yang tekuninya, di kehidupan asmaranya, di pendidikannya, dan pekerjaannya, janganlah bereuforia dengan clubbing, bayarin makan satu RT, beli mobil yang angsurannya tujuh turunan.hehe
Tentu, anjuran ini bukan berarti menolak segala bentuk euforia tapi menyarankan sebuah eforia yang wajar, tidak berlebihan. Bukan begitu? :)
Komentar
Posting Komentar