1. Hotman Paris Hutapea
Hotman Paris Hutapea (lahir di Laguboti, Sumatera Utara, Indonesia, 20 Oktober 1959; umur 57 tahun) adalah pengacaraIndonesia. Dia bergerak di bidang hukum bisnis internasional. Dijuluki sebagai “Raja Pailit” dan pengacara selebritis Indonesia, serta pengacara 30 Miliar. Mendapatkan julukan 'Celebrity Lawyers', ‘The Most Dangerous Lawyer’ oleh majalah SWA, dan 'Bling-bling Lawyer' oleh salah satu majalah di Australia
Kehidupan Pribadi
Hotman adalah anak dari pengusaha mobil di daerah yang serba berkecukupan. Walaupun orang tua tinggal di kampung di kecamatan di Tapanuli, tapi mereka sanggup menyekolahkan semua anaknya, yaitu dari 10 bersaudara delapan adalah sarjana, dan lima dari delapan tersebut lulus dari universitas termahal di Indonesia, yaitu Universitas Parahyangan. Menurut keluarga pada tahun 70an, universitas tersebut merupakan prestasi yang luar biasa. Dari kecil Hotman bersaudara diberikan pemahaman bahwa pendidikan itu sangat penting, sehingga semua semangat belajar. Ibu Hotman juga mengajarkan disiplin sejak kecil. Contohnya dia mendisiplinkan anak-anak untuk makan makanan yang bergizi supaya IQ-nya tinggi. Setiap hari beliau ke pasar beli ikan untuk dibuat sup, meminta anak-anak minum kuahnya, dan makan telor setiap tiap hari. Awalnya Hotman tidak terpikir menjadi pengacara karena semua orang ingin menjadi dokter atau insinyur, dan menganggap fakultas hukum merupakan buangan dan tidak bisa kaya. Hotman pernah merasa pesimis ketika teman-teman kuliahnya tidak serius kuliah, akan tetapi dia menyerap semua ilmu dan menjadi lulusan terbaik dan termuda di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan.
Pendidikan
- S-1 (sarjana Hukum) Fakultas Hukum, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, 1981
- S-2 (Magister Ilmu Hukum) Univeristy of Technoology, Sydney, Australia, 1990
- S-2 (Master Ilmu Hukum) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
- S-3 (Doktor) Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, 2011
2. Otto Hasibuan
DR. Otto Hasibuan SH, MM, dalam setiap kartu advokat yang dipegang oleh pengacara pasti tercantum nama dan tandatangnnya sebagai Ketua Umum Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia ) sebagai satu-satunya wadah tunggal advokat. Otto Hasibuan lahir di Pematang Siantar pada 5 Mei 1955.
Kehidupan Pribadi
Sejak Sekolah Dasar sudah aktif dalam kegiatan organisasi. Kisah sukses hidupnya memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan organisasi. Bahkan boleh diibaratkan, jika ia tidak berorganisasi, sama seperti makan tanpa garam. Semasa SD, dulu ada namanya PORSEDA (Persatuan Olah Raga Sepeda), ia sudah jadi ketua. Kemudian saat di SMP, di Kabupaten Simalungun, ia sudah mendirikan perkumpulan sepakbola, dalam ukuran dulu suatu klub yang sudah profesional, dalam arti sudah ada tim yang lengkap, ada manajer, kostum lengkap, dan ada yang mendanai. Klub tersebut dinamai Putra Andalas. Dia sendiri sebagai ketua klub dan teman-temannya menjadi anggota. Manejernya seorang polisi dan penasehat adalah Kapolres Simalungun. Jadi kalau mereka bertanding, Polres yang menyediakan mobil atau bis untuk trasportasi. Dulu (kira-kira tahun 1968) suatu klub sepakbola di kota kabupaten itu naik mobil (bis) adalah suatu hal yang luar biasa. Sebab ketika itu di Pematang Siantar (Kabupaten Simalungun) hanya ada satu bis. Bahkan saat itu ia sendiri mengaku belum pernah naik bis (mobil).
Pertandingan (kompetisi) di kabupaten pada waktu itu sudah ada. Pada masa itu mereka merasa sudah tren seperti sekarang ini. Sebab kalau ada pertandingan, mereka diantar dan dijemput naik mobil. Soal pendanaan, ia tidak tahu dari mana. Manajer yang mengurusi. Rupanya manajernya pintar juga. Tanpa sepengetahuan mereka, manajernya justeru meminta dana dari orang tua mereka juga. Sebelumnya, ada cerita yang agak lucu, yang sempat membuat orang tuanya stres karena kaget. Pasalnya, kira-kira jam 10 malam (22.00 WIB), orang tuanya membangunkannya, karena seorang polisi datang ke rumah mencarinya. Orang tuanya kelihatan stres. Barangkali dalam pikiran orang tuanya, ia dipanggil polisi mungkin karena berbuat sesuatu kesalahan atau kejahatan. Rupanya Pak Polisi tadi tidak segera memberitahu maksudnya. Padahal polisi itu hanya ingin memberitahu bahwa besoknya ada perubahan jadual pertandingan, jadi ia disuruh mengumpulkan teman-teman. Ketika di SMA, dulu ada PPSMA (Pemuda Pemudi Sekolah Menengah Atas) yang kemudian pada tahun 1972 diubah secara nasional oleh Menteri Pendidikan menjadi OSIS. Pada saat perubahan itu, ia terpilih menjadi Ketua OSIS pertama dalam pemilihan yang mirip Pemilu (voting), satu orang murid satu suara.
Setamat dari SMA, masuk ke UGM, ia pun langsung memprakarsai kegiatan organisasi. Awalnya, pada malam inagurasi (acara peresmian atau pelantikan), biasanya tingkat yang lebih tua yang membuat acara tersebut. Tapi waktu itu ia sudah lebih dulu mengorganisir teman-teman yang satu tingkat. Kepada kawan-kawannya dikatakan, “Kita yang punya pesta, kitalah yang bikin.” Setelah melalui perdebatan yang panjang, akhirnya diputuskan, mereka yang bikin malam inagurasi dan ia terpilih menjadi ketuanya. Padahal ia baru masuk (mahasiswa baru). Kemudian ia juga aktif sebagai ketua BKMK. Lalu pada pemilihan senat, ia terpilih menjadi salah satu ketua. Sebenarnya waktu itu ia meraih suara terbanyak.
Selain dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan, ia juga aktif di organisasi pemuda gereja N-HKBP. Ia jadi Sekum (sekretaris umum), dulu istilahnya bukan ketua melainkan sekretaria umum. Kegiatannya di organisasi-organisasi itu cukup menggambarkan betapa senang dan menyatunya dia dalam dunia organisasi. Bahkan boleh diibaratkan, jika ia tidak berorganisasi, seperti makan tanpa garam. Kisah hidupnya memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan organisasi.
Setelah jadi advokat pun ia langsung mendaftar menjadi anggota Peradin (Persatuan Advokat Indonesia). Berberapa waktu kemudian, ia menjadi komisaris dan akhirnya menjadi Sekretaris Peradin. Pada tahun 1985, semua organisasi advokat menjadi wadah tunggal, Peradin dan yang lain-lain dilebur menjadi Ikadin (Ikatan Advokat Indonesia). Di Ikadin, ia memulai dari bawah, mulai dari Wakil Sekretaris Cabang Jakarta (1986), waktu itu wilayah Jakarta masih satu, belum dibagi (Timur, Selatan, Barat, Utara, Pusat). Kemudian menjadi Ketua Cabang Jakarta Barat (1990), terus naik lagi jadi Wakil Sekjen DPP Ikadin (1995), lalu menjadi Pejabat Sekjen DPP, sampai menjadi Sekjen DPP (1992-2002). Sampai akhirnya mencapai puncak menjadi Ketua Umum DPP Ikadin periode 2003-2007. Ia juga aktif sebagai anggota International Bar Association (1985) dan anggota Inter Pacific Bar Association. Dari jenjang itu, tergambar betapa ia betul-betul menjiwai dunia organisasi advokat ini. Ibarat militer, ia jalani lengkap dengan militansi tinggi mulai dari prajurit sampai jenjang jenderal berbintang empat. Bahkan kini jenderal berbintang lima. Sebab, kini dari 8 (delapan) organisasi advokat, sepakat lagi menunjuknya menjadi koordinator KKAI (Komite Kerja Advokad Indonesia). KKAI ini dibentuk sehubungan dengan undang-undang yang mengharuskan adanya suatu wadah tunggal advokat. Maka sebelum wadah tunggal tersebut terbentuk, tugas atau kegiatan wadah yang dimaksud, harus dilakukan bersama-sama oleh kedelapan organisasi yang ada sekarang. Sampai sekarang organisasi-organisasi advokat ini memang belum bisa bersatu. Masih terjadi silang pendapat, antara lain yang satu mengatakan ‘wadah tunggal’, dan yang lain mengatakan ‘penetrasi’. Maka sepakatlah untuk membuat suatu koordinasi dari yang delapan tadi, namun masing-masing organisasi itu tetap independen.
Satu pengalaman yang tak pernah dilupakannya adalah ketika dia pernah menerima imbalan buah pisang dari kliennya, pada awal dirinya terjun sebagai pengacara. Ketika itu, ia mulai aktif sebagai pengacara saat masih duduk di tingkat empat Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM), Yogyakarta. Dia bergabung dengan Biro Bantuan Hukum di kampusnya. Biro Bantuan Hukum itu sangat dekat dengan para pencari keadilan yang kebanyakan wong cilik. Dari situ ia sudah mulai menikmati profesi pengacara itu. Padahal, dulu setamat SMA, ia tidak pernah berpikir menjadi sarjana hukum. Pada awalnya bukan itu cita-cita saya,” katanya. Keinginannya, ketika itu, menjadi insinyur, karena dia dari jurusan Paspal (sekarang IPA) semasa di SMA. Namun, ayahnya menasehatinya (tidak memaksanya) agar memilih jurusan hukum. ”Sudah, satu tahun saya kasih kebebasan buat kamu, kalau boleh, katanya, saya yang tahu kamu, rasanya kau tepatnya menjadi hakim Ya kalau boleh, cobalah,” saran ayahnya. Ia pun merenungkan lalu mengikuti tes masuk UGM dan tamat tahun 1981. Ia pun pernah studi di Australia, mengikuti Comparative Law Course di University Technology of Sidney. Bahkan sampai saat ini, ia masih punya kerinduan lebih mendalami ilmu hukum itu. Di tengah kesibukannya, baik sebagai advokat yang juga menjadi konsultan pasar modal dan menjadi arbiter, maupun kegiatan organisasi, ia masih berupaya meraih gelar S-3 di UGM. Dari kecil dia memang dikenal sebagai seorang ulet dan rendah hati. Kendati ia mengaku dalam perjalanan hidupnya merasa tidak ada yang istimewa. Biasa-biasa saja. Tapi dia juga tidak pernah merasa bahwa hidupnya terlalu tidak istimewa. Namun suatu hal yang boleh dibilang istimewa manakala menelusuri perjalanan hidupnya ke belakang, bahwa memang Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepadanya. Walaupun ia mengaku tidak kaya raya.
Jadi, menurutnya, tidak ada yang secara spesifik sekali yang harus diceritakan dalam perjalanan hidupnya. Kalaupun ada, kalau boleh dibilang spesifik, yaitu kesukaannya berorganisasi sudah ada sejak kecil, mulai dari kelompok-kelompok bermain. Kalau ada teman-teman dua tiga orang, ia suka mengorginisir, seperti, kelompok main bola, ia sudah jadi ketuanya.
2. Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul, S.H. (lahir di Medan, Sumatera Utara, 24 Maret 1954; umur 63 tahun) adalah seorang pengacara, pemeran sinetron, dan politikus Indonesia. Nama Ruhut melejit berkat perannya sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Ruhut juga pernah menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat. Ruhut adalah anak kedua dari empat bersaudara pasangan Humala Sitompul dan Surtani Panggabean. Ia menyelesaikan pendidikan akademiknya di Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1979. Ia termasuk sosok pengacara yang siap menangani kasus-kasus yang berbau kontroversial dan kurang populer di masyarakat. Salah satunya adalah bersama-sama dengan pengacara Hotma Sitompul, menjadi pengacara Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, dan juga sejumlah yayasan milik mantan Presiden Soeharto saat semua orang menghujat Orde Baru. Meski demikian, tak dapat dimungkiri nama Ruhut terkenal sejak dia bermain sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Keterlibatan Ruhut dalam sinetron ini berawal dari ketidaksengajaan saat membaca skenario Gerhana produksi StarVision. Ruhut memang telah lama menjadi pengacara StarVision. Meski awalnya hanya dirancang untuk tampil sampai episode ke-13, namun penampilan Ruhut sebagai Bang Poltak sangat digemari pemirsa. Maka berlanjutlah perannya sampai puluhan episode berikutnya. Selain Gerhana, Ruhut juga membintangi Anak Ibuku, Taman Mertua Indah, dan James Bono. Selain itu, Ruhut juga kerap menjadi bintang tamu di banyak program humor dari Ngelaba, Asep Show, sampai Ketoprak Humor
KISAH CERITA SAYA SEBAGAI NAPI TELAH DI VONIS BEBAS, BERKAT BANTUAN BPK PRIM HARYADI SH. MH BELIAU SELAKU PANITERA MUDA DI KANTOR MAHKAMAH AGUNG (M.A) DAN TERNYATA BELIAU BISA MENJEMBATANGI KEJAJARAN PA & PN PROVINSI JUGA.
BalasHapusAssalamu'alaikum sedikit saya ingin berbagi cerita kepada sdr/i , saya adalah salah satu NAPI yang terdakwah dengan penganiayaan pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman 2 Tahun 8 bulan penjara, singkat cerita sewaktu saya di jengut dari salah satu anggota keluarga saya yang tinggal di jakarta, kebetulan dia tetangga dengan salah satu anggota panitera muda perdata M.A , dan keluarga saya itu pernah cerita kepada panitera muda M.A tentang masalah yang saya alami skrg, tentang pasal 351 KUHP, sampai sampai berkas saya di banding langsun ke jakarta, tapi alhamdulillah keluarga saya itu memberikan no hp dinas bpk PRIM HARYADI SH.MH Beliau selaku panitera muda perdata di kantor M.A pusat, dan saya memberanikan diri call beliau dan meminta tolong sama beliau dan saya juga menjelas'kan masalah saya, dan alhamdulillah beliau siap membantu saya setelah saya curhat masalah kasus yang saya alami, alhamdulillah beliau betul betul membantu saya untuk di vonis dan alhamdulillah berkat bantuan beliau saya langsun di vonis bebas dan tidak terbukti bersalah, alhamdulillah berkat bantuan bpk prim haryadi SH. MH beliau selaku ketua panitera muda perdata di kantor Mahkamah Agung R.I no hp bpk DR Prim Haryadi SH.MH 📞 0853-2174-0123. Bagi teman atau keluarga teman yang lagi terkenah musibah kriminal, kalau belum ada realisasi masalah berkas anda silah'kan hub bpk prim haryadi semoga beliau bisa bantu anda. Wassalam.....